MARILAH MELINDUNGI RUMAH BERSAMA
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Iklim selalu berubah. Perubahan ini meningkatkan suhu dan gelombang panas lima puluh tahun terakhir. Kenaikan suhu rata-rata di tanah air kita berkisar 0,3 derajat Celcius. Siklus hujan dan musim kering tidak tentu-rudu. Keadaan cuaca acap kali meleset dari ramalan sebelumnya. Angin badai dan puting beliung menimpa sejumlah daerah. Secara tidak langsung, perubahan iklim ini mengubah seluruh lingkungan hidup.
Semua manusia harus menanggung akibat perubahan iklim. Pola hidup sehat kian mahal. Penggunaan kipas angin dan pengatur suhu tak terhindarkan. Bahkan tidak sedikit nyawa harus melayang menghadapi perubahan iklim yang semakin terasa dewasa ini.
Penyebab utama perusakan lingkungan hidup adalah sikap dan kegiatan manusia, penerapan hukum positif, politik, dan ekonomi. Pandangan hidup yang rakus dan tidak bertanggung jawab mendorong manusia untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan keselamatan lingkungan hidup.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Bagaimanakah Gereja Katolik menyikapi perubahan iklim dan perusakan lingkungan hidup ini? Dalam seruannya kepada 1,2 miliar umat Katolik sedunia, Sri Paus Fransiskus mengeluarkan Ensiklik atau Surat Edaran Sri Paus, yang berjudul Laudato Si, yang berarti Terpujilah Engkau. Ensiklik ini ditanggapi secara positif oleh Sekretaris Umum PBB. Ensiklik ini kembali menyoroti desakan moral untuk mengubah keadaan hidup manusia secara menyeluruh. Sekalian umat manusia diundang untuk melindungi rumah bersama. Manusia diundang untuk memasuki dialog baru yang membangun sebuah masa depan. Sikap dan tindakan tobat diperlukan dalam menghadapi masa depan planet kita. Sejumlah tuntunan bagi perkembangan manusiawi dikemukakan dalam ensiklik ini.
Jelas, Gereja tidak berdiam diri, karena Gereja bertanggung jawab atas ciptaan, melindungi bumi, air, udara sebagai anugerah Sang Pencipta dan menyelamatkan setiap umat manusia dari bahaya lingkungan hidup. Gereja Katolik di Indonesia telah menunjukkan tanggung jawabnya dalam bidang lingkungan dan perubahan iklim, antara lain, melalui Surat Gembala, gerakan JPIC (Justice, Peace and Integration of Creation atau Keadilan, Damai, dan Keutuhan Ciptaan), kegiatan penyelamatan lingkungan hidup dari tingkat keuskupan hingga ke paroki- paroki, stasi-stasi, lembaga religius, sekolah, asrama dan keluarga-keluarga. Kepedulian dan tanggung jawab Gereja dalam bidang penyelamatan manusia dan lingkungan hidup masih perlu ditingkatkan terus di hari-hari mendatang.
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Masa Prapaskah adalah kesempatan yang baik untuk menunaikan pertobatan atau perbaikan diri terus-menerus dengan pelbagai tindakan nyata, seperti meningkatkan doa, lebih sering menerima Sakramen Tobat, melakukan tindakan- tindakan berbelas kasih. Prapaskah adalah waktu yang sangat berharga yang sepantasnya kita isi dengan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Lalu, dalam rangka mengisi masa Prapaskah ini, apakah yang dapat dilakukan secara nyata, terjangkau dan terpantau?
Pertama, hendaknya kita tidak hanya mencela masalah pemanasan global dan perusakan lingkungan hidup, namun kita diundang untuk melakukan tindakan nyata yang memperbaiki keadaan lingkungan hidup dan mengatasi masalah pemanasan global Kita kembali menyadari bahwa manusia adalah bagian dari seluruh alam semesta sebagai rumah bersama.
Kedua, kita dipanggil untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih hijau, bersih, sehat dan bermasa depan dengan menanam sayur-sayuran, pohon buah dan tanaman keras.
Ketiga, hendaknya kita menghindari tindakan yang merusak atau merugikan keadaan lingkungan hidup, seperti sembarangan menebang pohon atau membakar lahan gambut untuk usaha-usaha berskala besar. Setiap makhluk ciptaan seharusnya dihargai sebagai saudara atau saudari.
Keempat, marilah kita membangun masa depan yang lebih manusiawi dengan membangun persaudaraan dengan seluruh alam semesta. Setiap makhluk ciptaan Tuhan berhak hidup dan berkembang biak seperti manusia sebagai citra Sang Pencipta.
Selamat memasuki masa Prapaskah dengan menunaikan kewajiban- kewajiban rohani sebagai umat Katolik di seluruh Pulau Kalimantan.
Pontianak, 2 Februari 2016
Uskup Sanggau Uskup Agung Pontianak Uskup Ketapang
Mgr. Giulio Mencuccini CP Mgr. Agustinus Agus Mgr. Pius Riana Prapdi
Uskup Palangkaraya Uskup Agung Samarinda Uskup Banjarmasin
Mgr. A. Sutrisnaatmaka, MSF Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF Mgr. Piet Timang
Administrator Apostolik Sintang Administartor Apostolik Tanjung Selor
Mgr. Agustinus Agus Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF
0 comments:
Post a Comment