APA ITU KATEKISMUS?

Pada tulisan ini, akan dibahas tentang apa itu katekismus dan istilah-istilah lain yang berdekatan dengannya. Katekismus tetap relevan untuk dipelajari, bukan hanya untuk para katekumen, tetapi juga untuk mereka yang sudah dibaptis, karena di dalamnya dipelajari bagaimana iman itu mesti dipahami, dirayakan dan dihayati di dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah-istilah lain yang berdekatan dengan katekismus seperti katekese, kateket, kateketik, katekis, katekumen dan katekumenat juga dibahas, agar pemahaman kita dapat semakin diperluas dan utuh.

Katekismus

St. Agustinus menggunakan kata catechismus (Lat, Yun) untuk pelajaran iman bagi orang yang hendak dibaptis.

Dalam Injil sudah terdapat rumus-rumus singkat yang dapat dianggap sebagai pokok-pokok pelajaran agama tertua tentang peristiwa-peristiwa penyelamatan kita oleh Kristus. Khususnya dalam surat-surat St. Paulus  terdapat rumusan-rumusan ini (misalnya 1 Kor 15:3-5; bdk. 2 Kor 13:13), yang sudah digunakan dalam Gereja Purba sebelum Paulus untuk meneruskan pokok-pokok iman, antara lain dalam masa katekumenat, upacara penerimaan sakramen pembaptisan, ibadat dan pembelaan agama terhadap bidah.

Baru sejak akhir abad pertengahan istilah katekismus dipakai untuk buku-buku pelajaran agama, yang pada jaman reformasi menjadi sarana utama untuk menyampaikan pokok-pokok pelajaran agama secara singkat dan tegas, baik kepada orang dewasa, maupun kepada kaum muda.

Katekismus abad ke-16 biasanya menyampaikan ajaran iman menurut pembagian yang sudah dikenal Bapa-bapa Gereja, yaitu : Syahadat, Bapa Kami, Sepuluh Perintah Allah dan Sakramen-sakramen.

Pada jaman kita sekarang Katekismus berarti buku pelajaran iman yang dikeluarkan secara resmi oleh pimpinan Gereja. Ada yang bersifat universal, ada yang bersifat nasional. Bahkan ada yang bersifat lokal. Isinya lebih menanamkan pemahaman atau pengertian iman dan kerap diurutkan dalam bentuk tanya jawab.

Sejak Konsili Vatikan II, disusun katekismus-katekismus gaya baru yang melepaskan skema tanya jawab, ditujukan kepada orang dewasa, bertolak dari pengalaman dan menyampaikan pokok-pokok iman katolik dalam konteks modern serta bahasa segar.

Secara umum diketahui bahwa dalam sejarah baru terdapat 2 buah katekismus universal dalam Gereja Katolik. Yang pertama adalah Katekismus Trente 1566 (hasil Konsili Trente) dan yang kedua Katekismus Gereja Katolik yang dimaklumkan pemakaiannya oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1992.

Skema Katekismus Gereja Katolik pada garis besarnya dibagi menjadi empat: Pengakuan Iman, Perayaan Misteri Kristen, Kehidupan dalam Kristus dan terakhir Doa Kristen. Secara garis besar pelajaran katekismus kita ini mengacu  pada skema ini.

Untuk konteks Gereja Indonesia Konferensi Waligereja Indonesia menerbitkan buku Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi (Yogyakarta: Kanisius – Jakarta:Obor, 1996), xxiv + 489 halaman). Dalam Kata Pengantar buku Iman Katolik dikemukakan kaitan antara buku Iman Katolik dengan Katekismus Gereja Katolik: 
Buku Iman Katolik ini bukan katekismus atau buku pelajaran agama. Kiranya penyebaran dan pemakaian satu katekismus untuk pembinaan iman umat seluruh Indonesia bertentangan dengan cita-cita dan paham katekese umat yang menghormati dan memperjuangkan kekhasan umat di daerah masing-masing. Maksud dan fungsi buku ini lebih serupa dengan katekismus Gereja Katolik yang pada tahun 1992 diterbitkan sebagai buku informasi dan referensi atau sebagai sumber dan acuan bagi mereka yang akan menulis katekismus setempat atau buku persiapan katekese.
Katekese

Katekese adalah usaha-usaha dari pihak Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalamnya terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan. Metode yang sesuai perlu dicarikan agar katekese dalam ragam bentuknya bergema dalam hati pendengar dan berbuah nyata.

Katekese (dari kata katekeo= mengajar secara lisan, memberi tahu; Yunani) dianggap Gereja sebagai salah satu tugasnya yang terpenting (Paus Yohanes Paulus II). Berdasarkan penugasan Kristus kepada para Rasul dan pengganti-pengganti mereka, yaitu untuk “mengajar segala bangsa melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat. 28:20), Gereja menjalankan tugas ini dalam pewartaan umum dan dalam katekese.

Kateket

Sebutan untuk para pakar di bidang ilmu kateketik.

Kateketik

Ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman, yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan iman. Kateketik diajarkan di sekolah tinggi dan kursus kateketik pada segala tingkat. Termasuk bahan kateketik antara lain teologi tentang Sabda Allah dan peranannya dalam Gereja; isi mata pelajaran agama; eksistensi orang dalam iman (antropologi kristiani); pedagogi pelajaran agama pada umumnya dan untuk golongan khusus (muda, dewasa, murid, anggota umat); hubungan katekese dengan pastoral dan kegiatan gereja yang lain.

Katekis

Katekis adalah orang yang dididik untuk memberi pelajaran dan pendidikan agama atas nama Gereja, baik di antara umat maupun di lembaga-lembaga pendidikan. Di paroki para katekis menjalankan banyak tugas: pewartaan, pengajaran, dan liturgi; di antara mereka ada yang memimpin stasi, mempersiapkan para katekumen untuk menerima pembaptisan, membimbing orang beriman supaya siap menerima sakramen tobat, ekaristi, penguatan dan perkawinan. Menurut Yohanes Paulus II (1988), setiap katekis merupakan tokoh berjiwa terbuka dan misioner serta berikhtiar membangun umat misioner.

Katekumen

Katekumen adalah orang dewasa, yang telah dilantik untuk menyiapkan diri dalam masa katekumenat, supaya kelak menerima sakramen-sakraman inisiasi. Mereka yang juga disebut calon baptis itu sudah berhubungan secara khusus dengan Gereja. Sebab atas dorongan Roh Kudus mereka sudah beriman dan menyatakan keinginan agar diterima di dalam Gereja. Maka, baik dalam kerinduan maupun karena kehidupan iman, harapan dan cinta kasih yang telah mereka jalankan, mereka digabungkan dengan Gereja yang menyayangi mereka sebagai anak-anaknya sendiri.

Katekumenat

Katekumenat adalah masa persiapan orang yang hendak dibaptis. Isi pelajaran selama masa katekumenat ini biasanya mencakup Syahadat, Bapa Kami, Sepuluh Perintah Allah dan Sakramen-sakramen. Menurut Konsili Vatikan II orang yang sudah dianugerahi iman dan hendak dibaptis, diterima ke dalam katekumenat dengan upacara ibadat sederhana. Secara bertahap iman diterangkan dan melalui upacara-upacara para katekumen dihantar dalam tiga tahap menuju hidup kristiani, sampai diterima dalam umat dengan sakraman inisiasi, yang diterimakan sedapat-dapatnya dalam ibadat Malam Paskah. Sesudahnya pendalaman iman sebaiknya diteruskan, misalnya selama Masa Paskah (7 Minggu).

Demikianlah telah dijelaskan pemahaman apa itu katekismus dan istilah-istilah yang berdekatan dengannya. Semoga dengan memahami apa itu katekismus, kita semakin didorong untuk mempelajari dan mendalami isi iman kita, sehingga di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mempertanggungjawabkan iman itu kepada siapa pun yang memintanya, merayakan iman itu dengan gembira dan pada akhirnya dapat menghayati iman itu di dalam seluruh dimensi kehidupan kita. Kalau demikian yang terjadi, maka kita telah mewujudkan apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, “Orang benar akan hidup oleh iman.” (bdk.Hab. 2:4; Gal 3:11; Ibr. 10:38). (F.Cahyo Widiyanto).


Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment