ST.FELIKS DARI KANTALISIA (1515-1587)

Feliks Borri lahir di desa Kantalisia,  salah satu kampung di lembah Rieti, Italia pada 1515. Sebagai seorang laki-laki, ia menjadi penggembala ternak dan suka bekerja di ladang. Hatinya tertarik akan Allah dan di waktu malam sesudah bekerja, ia biasa menghabiskan waktunya untuk berdoa. Feliks dengan penuh rasa  gembira ingin memberikan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Allah, tetapi ia tidak dapat melihat jalan untuk melakukannya.

Suatu hari ketika ia sedang membajak di ladang, lembu jantan yang menarik bajak lepas dan lari berkeliling kian kemari. Lembu jantan itu menyeruduk Feliks dan penarik bajak itu meliliti tubuhnya. Tetanga-tetangganya berlari keluar dan mengira Feliks mati karena kejadian itu, tetapi ia menunjukkan kepada mereka, bahwa hanya pakaiannya yang koyak dan ia sendiri tidak terluka. Atas kejadian ini, Feliks merasa bahwa ini adalah karya Allah, maka sejak kejadian itu ia  berjanji untuk memberikan dirinya seutuhnya kepada Allah. Pada umur 28, pada tahun 1543,  ia masuk Ordo Kapusin dan menjalani tahun novisiat di biara Anticoli di Campagna, sekarang bernama Fiuggi.

Ketika menjadi seorang novis, Feliks menderita demam keras. Para saudara sekomunitas berpikir untuk memulangkannya ke rumah karena ia kelihatan tidak mampu. Namun pada waktu itu mereka tidak jadi melakukannya. Akhirnya mereka memindahkan Feliks ke Monte San Giovani Campano di mana di sana mereka menganjurkan Feliks untuk beristirahat memulihkan kesehatannya. Feliks merasa tidak nyaman berbaring terus, maka ia  bangkit dari tempat pembaringannya dan mengambil bagian secara penuh dalam seluruh kegiatan para saudara. Akhirnya ia merasa bahwa kesehatannya kembali pulih dan ia dapat melakukan aktivitasnya kembali.

Deo Gratias

Setelah pengikraran kaulnya, ia ditugaskan di sebuah biara di Roma untuk menjadi seorang pengemis, yang meminta makanan untuk para saudaranya. Selama 40 tahun ia pergi dengan kaki telanjang melalui kota, dengan tas pengemis di atas pundaknya. Ia di panggil oleh orang banyak dengan sebutan Bruder Deo Gratias, syukur kepada Allah, karena ia sering mengucapkan kata itu.

Feliks berbicara apa adanya, tidak banyak terucap kata dari mulutnya. Tetapi, apa yang diucapkannya bernilai bagi pendengarnya. Ia sangat mencintai anak-anak. Karena cintanya kepada anak-anak, ia biasanya menggubah nyanyian pujian dan bernyanyi untuk mereka. Ia akan menyanyikan lagu-lagu itu dengan seorang mahasiswa Yesuit, yakni Padre Filippo (sekarang dikenal dengan St. Philipus Neri).

Feliks adalah orang yang lembut hati. Namun, pikirannya begitu kuat dan ia peduli terhadap sesama. Pernah suatu hari orang-orang memanggil Feliks untuk mendoakan seorang anak laki-laki yang terbaring sakit di tempat tidur. Sakit anak itu sudah parah, sebab dokter merasa tidak sanggup untuk menangani penyakitnya dan tidak ada harapan untuk sembuh. Namun, apa yang dilakukan oleh Feliks? Ia memandang laki-laki itu dan berseru “Bangunlah kamu hai pemalas! Tidak ada yang salah dengan dirimu. Kamu hanya kekurangan doa dan latihan. Keluarlah kamu dari tempat tidurmu!” Laki-laki itu pun bangkit dari tempat tidurnya dan seketika itu juga ia sembuh.

Wabah Pes

Pada waktu itu Roma dilanda penyakit pes dan kelaparan. Hati Feliks terdorong oleh rasa belas kasihan. Ia memberikan kepada orang miskin apa yang telah ia kumpulkan untuk para saudaranya. Namun, kebaikan Feliks ini ditentang oleh Guardian biaranya. Ia merasa keberatan dengan apa yang sudah dilakukan Feliks.  Walaupun dikritik, Feliks terus melakukan pekerjaannya, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dibawa untuk para saudara. Terhadap ketidaksetujuan guardiannya, Feliks berkata, “Apakah anda berpikir, Bapa, bahwa para saudara akan mati kelaparan, jika orang miskin itu diberi makan ? Percayalah kepada saya, jika orang miskin diberi makan, para saudara tidak akan merasa lapar”. Feliks tidak berhenti untuk terus membantu orang miskin, ia menemukan jalan. Ia mempunyai cinta yang besar kepada Bunda Maria Ia sering berdoa kepada Bunda Maria dengan waktu yang lama di malam hari. Bunda Maria pernah menampakkan diri kepadanya dengan menempatkan bayi Yesus ke dalam tangannya. Ke dalam diri Bunda Maria, ia juga mempercayakan pemeliharaan jiwa para dermawan yang selama ini telah memberikan makanan untuk saudara-saudaranya.

Seperti Santo Fransiskus, Feliks sangat mencintai kemiskinan. Ia tidak mau menerima uang dari seseorang pun, karena hal ini dilarang Santo Fransiskus. Pernah ada kejadian seseorang yang tanpa dikenalnya memasukan sedikit uang ke dalam tasnya. Apa yang terjadi kemudian? Ia tidak mampu untuk mengangkat tas tersebut. Dengan rasa terkejut ia menemukan uang itu. Ia melemparkannya dan dengan hati gembira ia meneruskan perjalanannya.

Ketika usianya hampir 80 tahun, ia berhenti mengemis. Ia merasa bahwa badannya sudah tidak kuat lagi, ia sering mengeluh dengan keadaan badannya itu. Feliks pernah berkata, keledai tidak dapat pergi lagi, ia telah jatuh. Sebelum ia terbaring hampir meninggal, ia mengarang dan menyanyikan sebuah nyanyian baru yang ia ulangi selama beberapa hari :

Yesus, Yesus, o Cintaku
Mengapa menunda?
Datanglah, ambillah hatiku;
Baik sekarang mau pun nanti.
embalikanlah hatiku kepada-Mu


Feliks meninggal pada hari raya Pentakosta, 18 Mei 1587. Pestanya dirayakan setiap tahun pada tanggal yang sama. Ia dibeatifikasikan oleh Paus Urbanus VIII, 10 Oktober 1625 dan dikanonisasikan oleh Paus Clemen XI, 22 Mei  1712. Ia adalah seorang santo Kapusin yang pertama. (Fr.Benedetto Benno).
Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment