MARIA LAURENTIA LONGO (1463-1542)

MARIA LAURENTIA LONGO (1463-1542)
VENERABILIS
Pembaharu dan pendiri Ordo Klaris Kapusines

Dari Spanyol ia datang ke Italia mengikuti Sang Poverello dari Assisi. Maria Laurentia merawati orang-orang sakit. Kemudian menghayati hidup kontemplatif, berdasarkan spiritualitas santa Klara Assisi dan spiritualitas  para saudara dina Kapusin. Ia telah membangun dan memimpin sebuah rumah sakit St. Maria del Popolo di Napoli. Selanjutnya mendirikan Biara Klaris Kapusines pertama yang pada waktu itu sama pentingnya bagi saudara-saudara Kapusin pertama seperti San Damiano bagi Fransiskus dan para saudaranya.


Maria Laurentia berasal dari keluarga bangsawan Richeza di Katalonia. Ia lahir pada 1463. Selain pendidikan yang lazim pada masanya, ia juga dibekali dengan teladan iman dan cinta kasih keluarganya.  Pada usia muda menikah dengan Juan  LIonc (Longo dalam bahasa Italia), maka kini namanya ditambah dengan nama belakang suaminya menjadi Maria Laurentia Longo. Dari perkawinanya mereka dikaruniai dua putra dan satu putri. Kira-kira pada 1506, Maria Laurentia Longo bersama suaminya pindah ke Italia. Mereka berpindah karena tugas suaminya. Juan LIonc diangkat oleh Ferdinand dari Aragon menjadi pemimpin kantornya di Napoli – Italia. Maria Laurentia Longo adalah seorang ibu yang terampil dalam mengurus rumah tangganya. Ia sangat memperhatikan keselamatan jasmani dan rohani para karyawan rumahnya, di atas kepentingan dirinya sendiri. Suatu ketika ia menegur pembantunya dengan tujuan mendidik dan mengembalikannya ke jalan yang benar. Namun niat baiknya ini tak disambut  baik oleh sang pembantu. Merasa sakit hati atas teguran itu, ia membalas dendam dengan meracuninya. Maria Laurentia menjadi jatuh sakit dan mengalami kelumpuhan total pada raganya. Pada tahun 1510/1511 perkawinannya tak bertahan lama karena kematian sang suami dan ia pun  menjadi seorang  janda. Sepeninggal suaminya ia berziarah ke Loretto bersama dengan menantu laki-lakinya. Ia bermaksud meminta kepada  Bunda Maria penyembuhan dari penyakitnya. Sekembalinya dari sana, seorang imam merayakan Ekaristi untuknya. Tepat pada Jumat sesudah Pentakosta, saat Injil tentang penyembuhan dibacakan di mana Yesus bersabda “ bangunlah dan berjalanlah !” Sungguh menjadi kenyataan baginya. Ia merasa suatu kekuatan luar biasa masuk ke dalam tubuhnya. Ia menjadi sembuh. Melalui doa dan bantuan Bunda Maria dari Loretto, ia menerima panggilan baru.

Di rumah sakit Santa Maria Del Popolo

Pada 27 September 1519 dimulai pembangunan rumah sakit daerah pelabuhan kota Napoli, berhadapan dengan Castello Nuovo. Di rumah sakit Santo Nikolaus ini, Maria Laurentia Longo bekerja sama dengan Vernazza sampai akhir 1519. Sepeninggal Vernazza, ia menerima tugas sebagai pemimpin rumah sakit itu. Ia dianggap pantas dan tepat mengampu tugas ini. Pada saat itu semakin banyak orang sakit meminta bantuan, sehingga kapasitas ruangan rumah sakit St. Nikolaus di pelabuhan menjadi tidak mencukupi lagi. Maka kebutuhan akan rumah sakit yang besar sangat mendesak untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat. Pada 1520 dibeli beberapa rumah dan tanah di bukit San Agnello, atas nama saudara putih dari Bunda Maria Penolong Para Miskin  (1473-1476) dan Maria Laurentia Longo. Pembangunan berlangsung selama dua tahun dan dinamai Santa Maria del Popolo. Pada 23 Maret 1522, orang-orang sakit meninggalkan rumah sakit St. Nikolaus dalam bentuk sebuah perarakan yang mengharukan untuk pindah ke st. Maria Del Popolo. Segala urusan dan pimpinan terletak dalam tangan Maria Laurentia Longo. Selain membangun kapel dan rumah sakit (1520-1522), ia juga mendirikan rumah tinggalnya di dalam rumah sakit tersebut.

Hidup kontemplatif
   
Pada bulan September 1529 Para Saudara Kapusin menerima izin dari Kardinal Pompeo Colona, wakil Raja Spanyol, untuk menyebarkan reformasi mereka ke kota Napel. Tahun 1530 para saudara Kapusin pertama tiba di Napoli dan Maria Laurentia Longo menerima mereka di dalam rumah sakit yang ia pimpin, serta mengusahakan agar mereka mendapat biara St. Ephrem il Vecchio. Dengan ini ia punya kesempatan untuk semakin mengenal para saudara kapusin dari dekat dan mempelajari spiritualitas mereka. 

Dalam tahun yang sama Sr. Maria Carafa memulai reformasi Ordo Dominikan di sebuah biara Kebijaksanaan yang dulu termasuk Ordo Klaris dan sekarang sedang kosong di Napoli. Sr. Maria Carafa adalah saudari kandung Pietro Carafa (Paus Paulus IV), salah satu pendiri Ordo Teatin. Peristiwa ini menjadi saat yang menentukan bagi Maria Laurentia Longo untuk memutuskan hidup secara Kontemplatif  pada sisa hidupnya. Ia mendirikan Biara Klaris dengan harta miliknya sendiri. Tiga tahun kemudian, pada Agustus 1533 oleh penyelenggaraan ilahi diutus santo Kajetan dari Thiene dan Carafa (pendiri Ordo Teatin dari keuskupan Chieti/Theate) bersama dengan beberapa temannya. Setibanya di Napoli, mereka mencari Maria Laurentia Longo. Mereka telah dipercayakan kepadanya oleh Gian Pietro Carafa yang telah menulis surat kepada saudarinya Sr. Maria dari Ordo Dominikan. Maria Laurentia Longo memandang mereka sebagai orang yang diutus Allah. Dari Maret-Juli 1535 para Teatin itu tinggal di St. Maria Del Popolo. Kemudian pindah ke sebuah rumah St. Maria Della Salleta yang dicarikan oleh Maria Laurentia Longo, rumah sederhana dan miskin sebagaimana dianjurkan spiritualitas mereka dan mereka merasa cocok. 

Sejak pertemuan pertama, orang Thiene itu telah menerima tugas pembimbing rohani bagi Maria Laurentia Longo yang diterima oleh Ordonya sebagai “saudari dan ibu yang harus dihormati di dalam Kristus”. Kedua jiwa itu, yang sama-sama terbuka terhadap hidup kontemplatif maupun aktivitas sosial, sungguh saling memahami satu sama lain. Kepada pembimbing yang suci itu Maria Laurentia Longo sejak dari hari-hari pertama menyingkapkan cita-cita yang sudah sejak lama dia impikan. Apakah gerangan dia dapat meninggalkan pengelolaan rumah sakit itu untuk mendirikan sebuah biara Klaris? Kepada Nyonya yang saleh itu, Gaetano kiranya menjawab bahwa pikiran yang demikian tampaknya berasal dari inspirasi ilahi dan bahwa dia dapat meneruskan pekerjaan itu. Namun serangkaian kesulitan terbentang di hadapan. Rumah sakit masih belum mencapai perkembangannya yang penuh, bahkan sedang mengalami suatu fase kritis pada waktu itu. Kebingungan Nyonya yang saleh itu mempunyai alasan yang kuat. Ditambah lagi keinginan yang sangat dari sahabat Ajerbo untuk mengikutinya saling berbagi atas cita-cita yang sama, bahkan jika dia harus meninggalkan rumah sakit itu. Masalahnya kiranya tidak sesederhana itu dan kesederhanaan tulus dari si Thiene yakin dengan tepat untuk mengajukan hal itu kepada sang ahli Carafa. Si Carafa, sebagai mana terlihat, memecahkan kesulitan-kesulitan itu dengan gerak hati yang menjadi cirinya seperti biasanya. Akan tetapi halangan-halangan, yang menentang tuntutan-tuntutan rumah sakit, belum terselesaikan. Uskup Teatino yang tinggal jauh tidak dapat menimbangnya. Harus disepakati bahwa seorang – Ajerbo – mesti tetap tinggal di St. Maria Del Popolo untuk menolong para orang sakit dan untuk mengorganisir karya lain yang baru tumbuh dari para perempuan yang sudah bertobat. Dengan demikian kiranya Maria Laurentia Longo dapat memutuskan untuk mendiamkan perubahan pemimpin dari rumah sakit itu dengan arah yang tenang akan satu biara tertutup (klausura).

Permulaan Ordo Klaris Kapusines


Sekitar akhir Juli 1534, para Teatini pindah dari rumah sakit bagi orang sakit yang tak tersembuhkan  ke St. Maria Stalleta. Di tempat-tempat yang ditinggal kosong itu, Maria Laurentia Longo mulai mengumpulkan jiwa-jiwa yang bersemangat, yang ingin mengikutinya dalam hidup kontemplatif. Pada awal tahun 1535, dia memohon kepada Tahta Suci untuk mendirikan satu biara di bawah perlindungan St. Maria di Jerusalem. Tanggal 19 Februari tahun yang sama, Bulla debitum pastoralis officii yang memenuhi keinginannya itu tiba. Lalu Maria Laurentia Longo dapat tanpa halangan membangun biara itu, memilih sepuluh postulan penyanyi (coriste), setelah terkumpul, membentuk satu keluarga religius dari “Ordo Ketiga dari St. Fransiskus seturut Regula dari St. Klara.” Lembaga itu kiranya langsung di bawah naungan dari Tahta Suci; harus mempunyai klausura tetap dan dapat memilih imam mana pun baginya sebagai bapa pengakuan entah dari imam projo atau imam religius. Maria Laurentia Longo diangkat menjadi abdis untuk seumur hidup dengan juga kewenangan untuk memilih siapa yang mesti menggantikan dia. Biara itu diperbolehkan  menerima segala hal yang disampaikan kepadanya. Para pemimpin dari orang sakit yang tak tersembuhkan dapat menolongnya dengan pendapatan rumah sakit, sebagaimana telah mereka lakukan. Pada 21 Agustus 1535 sepucuk surat dari Kardinal Palmieri mengizinkan Maria Laurentia Longo, atas perkenanan murah hati kepausan, untuk mengenakan jubah dari Ordo Ketiga St. Fransiskus seturut Regula dari St. Klara dari tangan seorang imam manapun. Karena umur yang sudah tua dan keadaan kesehatan, dia boleh mengenakan jubah tebal hanya sebagian atau seluruhnya, seturut nasihat dari bapa pengakuan dan mengucapkan ketiga kaul untuk seumur hidup tanpa menjalani masa nopisiat. Tidak lama kemudian Maria Laurentia Longo memeluk hidup religius. Satu surat lagi dari kardinal yang sama, 22 Nopember 1535, untuk pertama kalinya memberikan sebutan atau sapaan "Suster Maria".

Akhir Hidup dari Maria Laurentia Longo

Dalam ketenangan biara ini, sang pendiri rumah sakit bagi orang sakit yang tak tersembuhkan menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya dalam doa dan pendidikan para rubiahnya. P. Mattia dari Salò menulis: “Tersembunyi dalam biara, dia membaktikan seluruhnya pada doa dan pemeriksaan batin, karena penyakit dia tidak sanggup mengerjakan hal-hal badaniah. Dia mendidik anak-anaknya dalam menaati Regula seturut maksud St. Fransiskus dan St. Klara, ke mana dia dibimbing oleh nasihat para Saudara Kapusin yang menjadi bapa pengakuan mereka dan memimpin mereka semua. Pengalaman sebagai orang yang sudah tua ditandai dalam cara ia mengikuti Kristus tanpa kompromi, memberi otoritas kepada ajarannya dan kepenuhan Roh yang menjadi dasar hidupnya.

Pada Agustus 1542 Maria Laurentia Longo menerima pengalaman mistik istimewa sewaktu ia tenggelam dalam ekstase. Para suster bersama Maria Ajerbo mengelilinginya karena takut ia tidak bangun lagi. Mereka menggerakkan tubuhnya agar ia dapat hidup normal kembali. Dari pengalaman itu ia meramalkan bahwa hidupnya tidak akan berlangsung lama lagi. Dua hari sebelum meninggal, ia memanggil para susternya memberikan semangat dan nasihat-nasihat untuk mengikuti Regula St. Klara dengan tekun, melatih diri dalam segala keutamaan terutama mempertahankan damai dalam kelompoknya seturut Injil Yohanes 14:27, meminta mereka agar memperhatikan suster tua. Menasihati Abdis baru agar dengan penuh perhatian melayani dan membantu mereka untuk memenuhi regula. Maria Laurenntia Longo meninggal dalam komunitas yang diwarnai dengan semangat reformasi yang ketat, sebuah tanda kemanusiaan serta cinta kasih dan perhatian. Kira-kira pada April 1543 meninggal dunia. Kabar tentang kematiannya tersebar dengan cepat. Orang berbondong-bondong datang ke biara untuk menghormatinya. Atas doanya terjadi juga mukjizat dan keajaiban. Berita tentang kekudusannya cepat tersebar. Tahun 1880 dimulai pemeriksaan informatif tentang kekudusannya di kota Napoli. Baru pada 1892 paus Leo XIII membuka proses beatifikasinya, yang bagi pertamanya baru selesai pada 1904. (Disadur oleh Sr. Maria Agnes OSC Cap).
Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment