MENGALAMI SEMANGAT KERJA KAPUSIN DI BIARA RUMAH PANJANG

"Mengalami Semangat Kerja Kapusin 
di Biara Rumah Panjang" 
(Refleksi oleh: Fr. Faskalis Adinata, OFM Cap.)

Menyambut pagi nan cerah, kami para Novis kapusin siap melakukan perjalanan menuju biara rumah Panjang di Sumpin Sanggau Ledo, angin mulai berhembus dikala bus mini yang kami tumpangi mulai melaju. Di biara rumah panjang inilah kami akan menjalani masa “live in” selama sepekan, mulai dari tangggal 6 s/d 13 Maret 2017. Gelak tawa saudara matahari menemani perjalanan kami sampai kami tiba di tempat tujuan. 

Setibanya di sana kami disambut baik oleh kedua saudara, yakni: P. Lukman OFM Cap dan Bruder Leo Manurung OFM Cap, mereka inilah yang berkarya di rumah panjang ini. Ketika ku mulai melihat kedua saudara ini, tampaknya mereka  senang dengan kehadiran kami di komunitas ini. Terimakasih ya telah menerima kami! gumamku waktu itu dalam hati. Lalu setelah itu P. Lukman selaku Guardian menunjukan kamar-kamar yang akan kami tempati selama berada di rumah ini, tanpa lama-lama lagi kami pun langsung menyimpan tas dan keperluan pribadi yang kami bawa. Lalu sesudah semua  tersimpan, kami semua langsung berkumpul di ruang makan untuk santap bersama, wah..nikmatnya?! Kemudian sesudah makan Guardian menyampaikan beberapa butir aturan yang berlaku di rumah ini. Ia menyampaikan bahwa untuk hari pertama kami tidak langsung bekerja, namun kami diminta untuk menyesuaikan diri dengan ritme kehidupan di tempat ini. supaya kami lebih mengenal tempat tinggal kami selama sepekan ini, dan barulah untuk hari-hari berikutnya kami mulai mengalami cara bekerja para saudara kapusin di komunitas ini.

Live in merupakan salah satu kegiatan program wajib yang dijalani para novis dalam masa Novisiat Kapusin Propinsi Pontianak. Setelah sebelumnya kami tinggal bersama orang kusta, kini tibalah gilirannya kami akan tinggal bersama para saudara yang berada di rumah karya. Tentunya pengalaman kami ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan  angkatan-angkatan tahun sebelumnya yang menjalani “live in” mereka di suatu stasi tertentu. Menjadi pengalaman menarik karena kegiatan kami di biara rumah panjang ini berkaitan dengan tema “APP” Kalimantan tahun ini yakni "bangkit dan bergeraklah membangun keluarga kristiani berdasarkan nilai rumah panjang yang injili menuju keutuhan ciptaan". Keterkaitan antara tema “APP” dan “live in” kami kali inilah yang membuat hati saya semakin merasakan nilai-nilai rumah panjang yang injili, karena apa yang menjadi tema “APP”  tahun ini, dapat saya alami secara kongkrit. Ternyata rumah panjang memiliki banyak keunikan, mulai dari bentuk bangunan, patung-patung yang menghiasinya, sampai pada setiap lukisan yang berada di dalamnya. Saya semakin sadar bahwa ternyata  rumah panjang sungguh menunjukan nilai estetika yang menarik. Menjadi semakin terang bahwa tema “APP” kali ini sangat menyatu erat  dengan kegiatan kami di biara rumah panjang ini. 

Selama tinggal di sana saya dapat melihat dan merasakan secara langsung tentang bagaimana cara para saudara kapusin bekerja. Selain itu saya juga mendapatkan banyak pengalaman berharga mengenai cara menanam jagung, memupuk kebun karet dan merawat kebun. Dalam hidup sehari hari mungkin menjadi hal biasa jika melihat seseorang bekerja, tetapi kali ini saya dihadapkan pada sesuatu yang berbeda yakni mengenai bagaimana semangat cara bekerja saudara Kapusin dan menjadi tugas saya untuk menggali apa yang menjadi tujuan mereka dalam bekerja. 

Di samping kegiatan di biara kami juga melakukan kerasulan di rumah-rumah umat pada malam-malam yang sudah ditentukan, kegiatan kerasulannya seperti: doa rosario dan ikut perayaan Ekaristi bersama pastor. Apa yang sudah kami lakukan dan kami kerjakan selama di biara rumah panjang, kurang lebih seperti apa yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya. Pastilah masyarakat juga bekerja sebagaimana kami bekerja. Lalu sekarang apa yang menjadi perbedaan antara cara kerja saudara kapusin dengan masyarakat di luar? Perbedaan yang sangat esensial ialah terletak pada semangatnya.  Mungkin pada masyarakat umum mereka bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau keluarganya, meskipun ada juga sebagian orang yang ikut serta dalam membantu mencukupi kebutuhan sesamanya. Tetapi berbeda halnya dengan para saudara kapusin, mereka  tidak hanya bekerja untuk kebutuhan hidupnya, melainkan ada nilai-nilai penting yang mendasari cara kerja mereka dan tentunya ada tujuan khusus yang hendak mereka capai. Seperti dikatakan dalam Konstitusi Saudara Dina Kapusin bahwa “Allah Bapa, yang membuat segalanya dengan bijaksana dan penuh kasih, memanggil semua orang untuk ikut ambil bagian dalam karya penciptaan melalui pekerjaan. Dengan itu, manusia ikut menjalankan rencana awal Allah, mendewasakan diri, membantu sesama dan bekerjasama mengembangkan masyarakat”. Itu berarti bahwa saya sebagai seorang saudara kapusin dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam karya Allah untuk membangun keutuhan ciptaan. Bekerja juga merupakan salah satu tugas pokok saya sebagai seorang saudara dina, kembali dikatakan dalam konstitusi bahwa “begitu juga, seperti santo Fransiskus, mari sungguh memperhatikan teguran Rasul, jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes 3:10). Mari mengelakkan kemalasan yang suka menikmati pekerjaan orang lain, mengakibatkan semangat hambar dalam hidup rohani, dan membuat kita berleha-leha di ladang Allah . Hal inilah yang mendorong semangat saya dalam bekerja, karena bagaimana mungkin saya akan berperan dalam membangun keutuhan ciptaan jika saya tidak mau bekerja.  

Dalam bekerja saya juga harus bisa membagi-bagi waktu dengan baik, karena biasanya jika sedang asyik bekerja saya menjadi lupa akan waktu, sehingga selanjutnya membuat aktivitas lain menjadi terganggu. Terutama dalam hal doa, jangan sampai karena bekerja doa menjadi dilalaikan.  Jadi bijak mengatur waktu adalah kunci utama agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik. Selain itu saya juga perlu mengetahui kondisi tubuh, karena saya merasa jika saya terlalu lelah bekerja saya cenderung menjadi malas untuk melakukan kegiatan lainnya. Akhirnya keadaan ini juga membuat aktivitas lain tidak berjalan dengan baik. Seperti dikatakan dalam konstitusi "mari waspada, jangan sampai pekerjaan itu menjadi tujuan utama atau tumpuan hati tak teratur, sehingga dalam diri kita dipadamkan semangat doa dan kebaktian yang kepadannya hal-hal lain harus diabdikan." Hal ini menjadi sangat terang benderang setelah saya mengalaminya secara langsung. 

Saya sadar bahwa ketika saya terlalu capai bekerja saya menjadi malas untuk berdoa. hal ini menjadi penting bagi saya untuk diperhatikan. Karena jika saya tidak berdoa maka semakin hari saya akan semakin malas untuk berdoa dan ujung-ujungnya nanti saya akan kehilangan semangat doa saya. oleh sebab itu saya harus berusaha dalam memupuk semangat doa seperti dalam sejarah ordo dikatakan “saudara-saudara tercinta, saya menasehati kamu semua dalam nama Tuhan untuk berusahalah sekuat tenaga untuk berdoa penuh semangat dan memperoleh keutamaan surgawi, khususnya cintakasih dan kemiskinan sebab kedua keutamaan ini merupakan soko guru hidup kita dan mahkota indah seorang saudara dina sejati. Kesehatan juga menjadi unsur penting yang perlu diperhatikan karena bagaimana mungkin jika saya bekerja dalam keadaan sakit. Barang tentu saya masih dapat bekerja tetapi pastinya saya merasa terganggu dengan kondisi kesehatan saya. Karena itu dalam bekerja saya juga harus memperhatikan waktu istirahat saya, supaya kesehatan saya dapat terjaga dengan baik. Pada konstitusi Saudara Dina Kapusin dikatakan bahwa “kita mengakui pentingnya istirahat: itupun membantu kita menghayati rahmat kerja. Saudara-saudara hendaknya setiap hari menikmati rekreasi bersama yang pantas untuk menguntungkan hidup persaudaraan serta memulihkan tenaga; dan semua saudara hendaknya mempunyai sedikit waktu bagi diri sendiri”. Hal ini menyadarkan saya bahwa betapa pentingnya waktu istirahat dan betapa pentingnya hidup persaudaraan. Karena persaudaraan merupakan elemen utama dari hidup seorang Saudara Dina.  

Melalui pengalaman ini saya merasa semakin lengkaplah gambaran saya akan cara hidup Saudara-Saudara Dina Kapusin. Harapan saya semoga saya senantiasa berada dalam persaudaraan ini untuk menghidupi cita-cita dan  semangatnya. Saya juga berharap semoga saya dapat menghayati semangat kegembiraan sejati yang dilukiskan oleh bapa kita Fransiskus. Kiranya hati sayapun selalu tergerak untuk belajar dari setiap pengalaman sepanjang waktu. Agar saya dengan tidak henti-hentinya mau selalu berusaha dalam menghayati panggilan saya dalam perjalanan hidup sehari-hari. Terima kasih!
Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment