P. Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan,
U. bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria.
P. Aku ini hamba Tuhan,
U. terjadilah padaku menurut perkataanmu.
Salam Maria.
P. Sabda sudah menjadi daging,
U. dan tinggal di antara kita.
Salam Maria.
P. Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah,
U. supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
U. bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria.
P. Aku ini hamba Tuhan,
U. terjadilah padaku menurut perkataanmu.
Salam Maria.
P. Sabda sudah menjadi daging,
U. dan tinggal di antara kita.
Salam Maria.
P. Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah,
U. supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
P. Marilah berdoa:
U. Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus, Putera-Mu menjadi manusia. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Oleh Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
***********
Dalam doa “Malaikat Tuhan”, ayat pertama serta tanggapannya (Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.) berdasarkan Luk. 1:28-35. Ayat kedua serta tanggapannya (Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu.) diambil dari nas yang sama (Luk. 1:38), sedangkan ayat ketiga serta tanggapannya (Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita.) mengutip Yoh. 1:14. Dengan lain perkataan: Misteri inkarnasi serta peranan Maria di dalamnya diberitakan dan ditanggapi. Penutup terdiri atas sebuah seruan kepada Maria serta tanggapannya (Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus.), yang disusul doa yang mengenangkan misteri inkarnasi, penderitaan dan wafat Yesus di salib serta kebangkitan yang menjadi antisipasi kebangkitan manusia di akhir zaman serta jaminannya. Bunyinya: “Ya Allah, karena kabar malaikat kami mengetahui bahwa Yesus, Putra-Mu menjadi manusia. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, dan Pengantara kami. (Amin.)”.
Doa Angelus didaraskan pada pagi hari (pukul 6 pagi), tengah hari (12 siang) dan senja hari (6 sore). Di zaman pertengahan sembahyang pagi (dari Doa Harian) dianggap mengenangkan kebangkitan Yesus; sembahyang di tengah hari mengenangkan wafatnya Yesus dan sembahyang senja hari mengenangkan inkarnasi. Jadi melalui sembahyang “’Malaikat Tuhan” umat mengenangkan peristiwa-peristiwa penyelamatan yang paling penting dan mengikutsertakan diri di dalamnya.
Tetapi umat, melalui “Salam Maria ...” juga mengikutsertakan peranan yang dipegang ibu Yesus dalam peristiwa-peristiwa penyelamatan itu, sesuai dengan tempat Maria dalam sejarah penyelamatan. Maria tampil sebagai “perantara”. Ia sendiri tidak mengabulkan doa, tetapi hanya turut berdoa. Perhatian si pendoa berpusatkan Yesus Kristus serta hal ihwal penebusan. Maka tidak mengherankan bahwa doa “Malaikat Tuhan ...” dianjurkan oleh pimpinan Gereja (seperti misalnya P. Yohanes Paulus II dan juga para Paus penggantinya, yang setiap tengah hari tampil untuk bersama umat – peziarah – mendoakan “Angelus Domini” itu). Selama masa Paskah, doa Angelus diganti dengan Regina Caeli (Ratu Surga; Lat.) untuk memperingati suka cita Maria atas kebangkitan Kristus (F. Cahyo W.)
Sumber: “Malaikat Tuhan” dalam C. Groenen. Mariologi: Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius, 1988. Hal.172-174; “Angelus (Domini)” dalam A. Heuken SJ. Ensiklopedi Gereja I, A-G. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1991. Hal. 115-116.