ST. FRANSISKUS DAN ALAM CIPTAAN


Bagi Fransiskus, semua ciptaan adalah “saudara” atau “saudari”, anggota keluarga Allah. Fransiskus merasakan dan mengalami persaudaraan yang intim dengan sekalian ciptaan. la menaruh kasih sayang bukan hanya terbatas kepada umat manusia, tetapi juga kepada binatang-binatang, segala makhluk yang merayap dan bergerak di bumi, bahkan kepada segala sesuatu yang tak bernyawa. Sikap ini terungkap dalam kata-kata berikut: “Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena saudari bulan dan bintang-bintang…. Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena saudara angin...karena saudara api...karena saudari lbu Pertiwi.”

Si miskin dari Assisi ini tidak hanya mengungkapkan kecenderungan kosmis dalam lagu-lagu dan syair-syair pujian saja, tetapi juga dalam perjumpaan dengan alam. Daya pesona yang melekat di dalam dirinya “menembus sampai ke rahasia makhluk-makhluk”, dan tidak mengherankan bahwa makhluk ciptaan menanggapi seruan si pengagum. la kerap kali meminta kepada burung-burung untuk mengumandangkan kidung pujian bagi Tuhan dan burung-burung itu taat. Ia menegur serigala ganas yang hendak memangsa kawanan domba, dan seketika itu juga serigala menjadi jinak laksana seekor domba.

Bagi Fransiskus, alam ciptaan, menyingkapkan misteri Kristus. la mengenal “suatu persamaan simbolik dengan Putra Allah” di dalam alam. Terhadap cacing pun teramat hangat cintanya, karena ia telah membaca bahwa tentang penyelamat telah dikatakan oleh pengarang Mazmur: “Aku ini cacing dan bukan lagi manusia.” Didorong oleh perasaan yang luar biasa halus terhadap cacing, Fransiskus memungut cacing-cacing itu dari jalan dan meletakkannya di tempat yang aman.

Di antara segala jenis hewan, ia lebih-lebih menaruh perhatian dan cinta yang hangat kepada anak domba, justru karena kerendahan hati Tuhan Yesus dalam Kitab suci sering kali dibandingkan, dengan anak domba yang digiring ke tempat pembantaian. 

Puncak pernyataan kesatuan dan kebersamaannya dengan segenap ciptaan terungkap dalam “Gita Sang Surya” atau “Pujian Segala Makhluk.” Dalam “Gita Sang Surya” ini kepribadian Fransiskus tampil ke permukaan dari lubuk kedalaman. Nampak bahwa Fransiskus tidak memasukkan unsur ancaman dalam sanjak ini. la tahu bahwa air dapat menghanyutkan, api dapat membasmi, dan angin sebagai taufan dapat mengerikan bagi manusia. Tetapi ancaman tersebut telah terhalau jauh dari dirinya. Yang tinggal padanya hanyalah kedamaian. Lewat “Gita sang surya”, ia ingin mengumbar keluar kedamaian batinnya.

Dengan menyebut alam ciptaan sebagai “saudara” atau “saudari”, Fransiskus menembusi rahasia penciptaan dan mengungkapkan kemesraan hubungannya dengan ciptaan. Rasa persaudaraan ini bukanlah khayalan yang sentimental belaka, tetapi timbul dari dalam kesadaran yang murni atas corak umum penebusan. Alam bukan hanya mulia, tetapi juga  mengandung janji akan kemuliaan kekal. “Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatu baru” (Why 21: 5).

Sepanjang hidupnya, Fransiskus tak henti-hentinya memerangi nafsu akan milik. la tidak mengenal kecongkakan sebagai “raja alam”. Manusia bukan memiliki saudara dan saudari, tetapi ada saudara dan saudarinya. la pun tidak mengenal penguasaan terhadap materi, yang dicita-citakan oleh kebanyakan orang pada masa sekarang. Dalam keterciptaannya, sekalian makhluk dapat saling bersaudara dan bertatap-muka tanpa kecenderungan untuk menguasai dan menaklukkan. Fransiskus menyusup masuk dan menembus sampai ke inti alam ciptaan. Yang menjadi ciri kepribadian adalah perasaan yang dalam terhadap kehadiran imanen Allah dalam alam ciptaan. Seturut pembawaannya, ia menjalin keakraban dengan kosmos. Tetapi karena ia juga seorang mistikus, maka Tuhan dan kosmos dirasakan dalam pengalaman yang satu dan sama juga. Inilah struktur khusus kepribadian Fransiskus. (Hermanus Mayong).

Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment