RATU SURGA (REGINA CAELI / REGINA COELI)


"Ratu surga bersukacitalah, alleluya,
Sebab Ia yang sudi kaukandung, alleluya.
Telah bangkit seperti disabdakan-Nya, alleluya,
Doakanlah kami pada Allah, alleluya.
Bersukacitalah dan bergembiralah, Perawan Maria, alleluya,
Sebab Tuhan sungguh telah bangkit, alleluya.

Marilah berdoa:

Ya Allah, Engkau telah menggembirakan dunia dengan kebangkitan Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Kami mohon: Perkenankanlah kami bersukacita dalam kehidupan kekal bersama bunda-Nya, Perawan Maria. Demi Kristus, Pengantara kami. (Amin.)"

**********

Doa “Ratu Surga” (Regina Caeli atau Regina Coeli dalam bahasa Latin) yang didoakan selama masa Paskah adalah doa yang sangat pantas untuk menghormati kebangkitan Tuhan Yesus dan untuk menghormati Maria perawan yang terberkati.

Walaupun asal-usulnya tidak diketahui, doa “Ratu Surga” diperkirakan berasal dari abad ke -13.

Doa “Ratu Surga” adalah salah satu dari empat antifon (teks liturgi pendek yang dinyanyikan atau diucapkan dalam pola seruan dan jawaban) didedikasikan untuk Bunda Maria. Hal ini sering dinyanyikan sebagai himne dan telah memiliki banyak pengaturan musik dalam teks Latin aslinya, termasuk beberapa karya Mozart.

Secara tradisional, doa “Ratu Surga” didoakan dengan berdiri,  pada waktu pagi (06.00), siang (12.00) dan sore (18.00). Doa “Ratu Surga” ini adalah doa untuk menggantikan doa “Malaikat Tuhan” (Angelus), yang biasa didoakan selama masa Paskah, dari Sabtu Suci sampai dengan Pentakosta.

Menurut The Golden Legend, sebuah karya abad ke-13 yang terkenal tentang orang-orang kudus, Paus Gregorius Agung mendengar Malaikat-malaikat menyanyikan tiga ayat pertama dari Regina Coeli selama sebuah prosesi pada abad ke-6 dan ia terinspirasi untuk menambahkan baris keempat “Ora pro nobis Deum” (“Doakanlah kami pada Allah” dalam bahasa Latin). Walaupun kisah ini sendiri dianggap legenda, Pater Herbert Thurston dalam bukunya ‘Doa-doa Keluarga’ menempatkannya, “secara tak terpisahkan dengan doa Regina Coeli."

Doa ini mengingatkan kita pada Paskah dan untuk senantiasa bersyukur, bahkan di tengah-tengah pencobaan yang kita alami dalam hidup sehari-hari. Ketika Tuhan kita menaklukkan maut dengan kebangkitan-Nya, Ia membuka pintu surga bagi kita, agar kita dapat beroleh Kehidupan Kekal bersama-Nya di surga, bersama Bunda-Nya, orang-orang kudus dan semua orang yang kita cintai!

Kristus sebenarnya telah menubuatkan kebangkitan-Nya dari maut selama pelayan-Nya di bumi ini, tetapi para murid-Nya masih belum mengerti apa yang Ia maksudkan sampai sesudah kebangkitan-Nya. Kita bisa membayangkan betapa bahagianya kegembiraan yang dirasakan para murid, ketika Ia menampakkan diri kepada mereka. Mereka menyaksikan, bahwa “Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya” sebagaimana dapat kita baca dalam Mat. 28:6 dan juga dapat kita temukan dalam doa “Ratu Surga” di atas.

Selain itu, ketika Yesus berkata kepada Yohanes saat Ia berada di atas kayu salib “Inilah Ibumu” (Yoh. 19:27), Ia menunjuk kepada Maria bukan hanya sebagai ibu dari murid yang dikasihi-Nya, tetapi juga sebagai ibu dari semua orang Kristen, ibu kita juga, sebagaimana telah dicatat oleh para teolog selama berabad-abad. Kita berterima kasih kepada Bunda Maria untuk peran pentingnya dalam penyelamatan kita sebagai pengantara kita dengan Yesus.

St. Bernardus pernah berkata “Bapa yang Kekal, ingin menunjukkan semua belaskasihan-Nya yang mungkin kepada kita. Selain memberikan kepada kita Yesus Kristus, sebagai Pengantara kita yang utama kepada Bapa, Ia dengan gembira memberikan Maria, sebagai pengantara kita kepada Yesus.” St Agustinus berkata, karena Maria sebagai Bunda Allah memberikan “daging kepada Sabda Allah”,  untuk penebusan kita, “dia lebih kuat daripada semua orang lain untuk membantu kita memperoleh hidup yang kekal.”

Meskipun ia adalah Ratu Surga, Maria Perawan yang terberkati tidaklah jauh! St. Alfonsus Liguori, dalam karya monumentalnya The Glories of Mary, mengutip Beato Amadeus berkata “Ratu kita terus-menerus di hadapan Yang Ilahi, mengantarai bagi kita dengan doa-doanya yang paling kuat.”

Kita dapat selalu mengandalkan bantuannya dengan rahmat yang kita perlukan untuk perjalanan kita menuju surga, jika kita mendekatinya dengan doa seperti doa “Salam Maria”, “Memorare”, “Salam ya Ratu” dan “Ratu Surga” dengan penuh cinta dan penyesalan yang mendalam atas dosa-dosa kita.

Perlulah diingat bahwa dalam doa-doa kita kepada Maria, kita tidak menyembahnya sebagai Tuhan, tetapi kita menyembah Tuhan Yesus, sang Putra, melalui dirinya, sebagaimana ditekankan banyak teolog, seperti St. Alphonus dan St Louis de Montfort dalam tulisan-tulisan mereka.

Sepanjang catatan ini kita perhatikan, berbicara tentang sukacita, kegembiraan yang kita temukan dalam doa “Ratu Surga”, St Ambrosius berkata, “biarkanlah jiwa Maria berada dalam setiap kita untuk memuliakan Tuhan dan semangat Maria berada dalam setiap kita untuk bersukacita dalam Tuhan! "(F. Cahyo W.)

Sumber:
http://www.ourcatholicprayers.com/regina-coeli.html; http://en.wikipedia.org/wiki/Regina_Coel.


Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.