ST.FRANSISKUS ASSISI (1181-1226)


Fransiskus lahir di Assisi di Umbria tahun 1181 atau 1182. Pada masa mudanya Fransiskus telah mereguk kenikmatan dan kesenangan dunia. Ayahnya Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya di Assisi (Italia).

Ketika berkecamuk perang saudara tahun 1201, ia ditangkap dan disekap dalam penjara selama satu tahun sampai jatuh sakit. Pengalaman pahit ini mengubah lembaran hidupnya. Suatu hari tahun 1206 ia masuk gereja San Damiano. Ketika sedang berlutut, seakan-akan ia mendengar suara: “Fransiskus, perbaikilah rumah-Ku!”. “'Tentu suara Tuhan Yesus”, pikir pemuda berusia 26 tahun itu.

Tanpa pikir panjang ia mengambil setumpuk kain mahal dari gudang ayahnya dan menjualnya. Hasilnya ia pergunakan untuk memperbaiki gereja yang hampir ambruk itu. Ayahnya sangat marah, ia mengusir Fransiskus tanpa memberikan uang sepeser pun. Fransiskus tidak berkecil hati, apalagi sedih hati, dengan bangga ia berkata: “Nah, sekarang barulah aku dapat berdoa sungguh-sungguh “Bapa kami yang ada di surga”." Dan sabda Yesus “Siapa yang mau mengikuti Aku, ia harus menjual segala harta kekayaannya dan membagikannya kepada orang miskin”, terpatri dalam benaknya.

Ia mengunjungi sebuah kapel kecil memuji Tuhan dalam kesunyian. Sehari-hari ia mengemis dan sebagian hasilnya sering masih dibagikannya kepada pengemis lain. Siang hari ia keliling dusun mewartakan penebusan Yesus dan menolong mereka yang melarat ataupun ditinggalkan oleh masyarakat yang mendewakan uang. Ia begitu baik, sehingga diceritakan, bahwa hewan buas sekalipun menjadi jinak di hadapannya. Selang beberapa waktu kemudian banyak orang datang kepadanya ingin mengikuti Yesus dengan hidup bebas dari segala ikatan harta dunia ini. Semangat persaudaraan hidup sederhana, samadi dan berdoa menjiwai kelompok yang cepat tumbuh makin besar itu.

Tiga tahun kemudian Paus Innocentius III mengesahkan kelompok Fransiskus yang beranggotakan sebelas orang, sebagai pewarta Injil pengembara dalam kemiskinan dan kerendahan. Itulah awal mula berdirinya Ordo Saudara-saudara Hina Dina. Komunitas mereka berpusat di kapel Porziuncula, dekat Assisi. Khotbah mereka sangat berkesan, karena mereka menghayati sendiri apa yang diwartakan. Fransiskus mendaki lembah dan bukit Italia. Ia juga berziarah ke Tanah Suci dan mengunjungi Sultan Mesir untuk mewartakan damai Kristus kepadanya.Pengikutnya kian hari kian bertambah banyak. Untuk kaum Hawa Fransiskus bersama St. Klara mendirikan biara khusus dengan hidup miskip, yaitu ordo Suster Klaris.

Pada umur 43 tahun, ketika tengah berdoa di gunung La Verna, sekonyong-konyong terasa dan tampak luka-luka sama seperti yang dialami Yesus di kayu salib (stigmata). Luka-luka ini tidak pernah hilang, sehingga menjadi sumber rasa sakit dan kelemahan tubuhnya. Ia hidup amat sederhana, menderita lapar dan sakit. Namun Fransiskus tetap mendendangkan madah pujian ciptaan ilahi: “Kidung Matahari”atau dikenal sebagai “Gita Sang Surya”.

Fransiskus meninggal di Porziuncula, 3 Oktober 1226. Fransiskus dinyatakan secara resmi sebagai orang kudus oleh Paus Gregorius IX pada 16 Juli 1228. Pestanya diadakan setiap tanggal 4 Oktober. Pada 29 November 1979 Paus Yohanes Paulus II mengukuhkan St. Fransiskus Assisi sebagai “Pelindung Pemeliharaan Kelestarian Lingkungan Hidup” atau Pelindung Ekologi. (Fr. Fridolin P. Andat OFMCap).

Share on Share on Google Plus

About Unknown

Kami adalah para saudara Kapusin yang tinggal di Rumah Novisiat Kapusin Pontianak di Poteng, Singkawang. Kami membuat blog ini karena kami ingin berbagi nilai-nilai kemanusiaan, kekatolikan dan juga kefransiskanan kepada semua saja yang berminat atau tertarik untuk mempelajari dan mendalaminya. Harapan kami, tulisan-tulisan yang ada di blog ini dapat berguna untuk menambah wawasan keimanan kita semua.

0 comments:

Post a Comment